My life is so much more interesting inside my head

Friday, May 20, 2016

Hati yang Tenang

Hati yang Tenang

Selamat pagi sobat...!

        Setelah sekian lama saya bermeditasi (sibuk dengan tugas perkuliahan) akhirnya kini saya mulai menulis lagi. Eemm.... beberapa hari belakangan ini saya terus kepikiran tentang sebuah ayat dalam al qur'an.

ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ ٱللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ ٱللَّهِ تَطْمَئِنُّ ٱلْقُلُوبُ

Seperti itulah tulisan yang saya baca, yang jika diartinya kedalam bahasa indonesia akan telihat seperti : "(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah, Ingatlah hanya dengan mengingat Allah-lah hati mereka menjadi tentram".  QS. Ar rad  : 28

        Saya sangat penasaran dengan perasaan orang yang bisa tenang hatinya dengan mengingat Allah. Bahkan saya ingin menjadi orang yang seperti itu.

                Disana dituliskan bahwa hati akan tentram atau tenang hanya dengan mengingat Allah. Kalau dipikirkan mungkin bagaimana mungkin hati bisa tenang, dengan segala urusan dan permasalah yang ada. "Duitku tinggal sedikit ....", "harus bayar hutang..." dan "kapan aku mendapatkan jodoh" itulah beberapa yang sering kita keluhkan. Memang harus saya akui untuk tidak mencemaskan hal tersebut cukup sulit.

        Namun disana juga dituliskan bahwa orang yang beriman hati mereka menjadi tentram. "orang beriman" itulah kata kuncinya. Mungkin tingkatan keimanan saya belum sampai pada tingkatan yang seperti itu. Sehingga hatipun belum bisa tenang dengan mengingat Allah. Semoga saya dan pembaca yang beriman bisa tenang hati dengan hanya mengingat Allah. Aamiin...

        Berbicara dari sudut pandang yang berbeda. Menurut saya ketenangan jiwa, baik hati maupun pikiran merupakan sebuah kebutuhan, keinginan serta tujuan dalam hidup. Percayalah bahwa tidak seorangpun yang ingin hati dan pikirannya tidak tenang.

        Bagi saya orang sukses itu adalah orang yang memiliki ketenangan hati dan pikirannya. Bagaimana mungkin orang kaya bisa dijadikan sebagai tolak ukur kesuksesan seseorang. Seandainya ada seseorang yang kaya namun ia dipenuhi dengan kecemasan, Setiap mau pergi selalu ingat dengan bayar ini, bayar itu, melakukan ini dan melakukan itu. sehingga ia selalu memikirkan perkerjaannya. Pada akhirnya hanya akan membuatnya tidak tenang. Orang yang kaya itu bukanlah orang yang memiliki segudang harta, namun orang bisa dikatakan kaya jika ia bisa bersyukur dan bisa memberi (sedekah).

        Lihatlah kembali apa tujuan bekerja. Tentunya untuk memenuhi kebutuhan. Itulah yang sering di cemaskan, cemas akan kebutuhan tidak tercukupi sehingga hati menjadi tidak tenang. Seandainya kita menyadari bahwa semua kebutuhan hidup kita sudah dijamin oleh Allah. Maka kita akan bisa mencapai ketenangan.

        Kebanyakan orang berlomba-lomba untuk menuju kesuksesan dengan mengumpulkan harta yang sebanyak-banyaknya. Menurut saya itu justu merupakan cara yang salah. Seharusnya kita terlebih dulu mencapai ketenangan. Ketika hati sudah tenang memperbanyak harta bukanlah hal yang sulit..? Selainnya itu kita juga siap untuk kehilangan harta karena hati kita telah tenang.

lalu bagaimana mencapai ketenangan....?

        Bukankah sudah di sampaikan pada ayat al qur'an diatas.  "orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah" caranya tingkatkan iman dan bertawakkal kepada Allah SWT.